Rajudin Sagala Minta Dishub  Tes Urine Seluruh Sopir Angkot

Rajudin Sagala Minta Dishub Tes Urine Seluruh Sopir Angkot

5 Desember 2021 0 By admin tabayyun
Spread the love

Medan, Tabayyun.id : Tabrakan tragis yang tejadi antara angkutan umum kota (angkot) minibus Wampu Mini 123 yang tertabrak Kereta Api (KA) di perlintasan KA Jalan Sekip, Medan, itu sehingga menyebabkan 4 penumpangnya tewas, satu diantaranya anak-anak dan beberapa penumpang lainnya luka berat, Sabtu (4/12/2021).

Salah korban satunya adalah seorang gadis bernama Putri Sefyrawan (19), dari keluarga kurang mampu yang berdomisili di Jalan Karya Ujung Gg Karang Sari, Kelurahan Karang, Berombak Medan Barat.

Kabar korban Putri Sefyrawan dari keluarga kurang mampu, sampai pada Wakil Ketua DPRD Medan, Rajudin Sagala (foto). Dengan gerak cepat Rajudin mengadvokasi korban ke Rumah Sakit (RS) Royal Prima Jalan Ayahanda Medan.

“Akibat angkot yang ia naiki menerobos kereta api sedang lewat di Jalan Sekip, sehingga mengakibatkan kakinya patah, kepala dan matanya kena serpihan kaca, butuh penanganan medis secepat mungkin. Untuk itu pada pukul 17.45 saya menyarankan agar korban dirawat secara gratis di RS Royal Prima,” ucap Rajudin Sagala kepada wartawan, Sabtu (4/12/2021) malam.

Politisi PKS ini menceritakan kronologis tabrakan tersebut, bahwa awalnya sebuah mobil angkot Wampu mini dengan kecepatan sedang, tiba-tiba muncul dari jalur kanan dan terus ke depan berusaha melewati perlintasan kereta api. 

Namun naas saat posisi angkot tepat di tengah jalur perlintasan, kereta Api dari arah Binjai menuju Medan, lewat dan langsung menabrak badan angkot tersebut dan menyeretnya sampai beberapa meter.

“Ini merupakan akibat kelalaian supir Mini Wampu 123, yang tidak mengindahkan keselamatan penumpangnya. Saya doakan semoga Putri Sefyrawan dan korban lainnya cepat sembuh,” ujar Rajuddin

Menurut Rajudin, ke depannya pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan memberlakukan peraturan yang mewajibkan seluruh supir angkutan umum melakukan tes kesehatan dan tes urine.

“Minimal sebulan sekali. Ini dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa tragis seperti ini. Akibat supir yang tak sehat akal dan pikirannya, nyawa orang lain pun melayang. Dalam hal ini harus dilakukan evaluasi agar peristiwa serupa tak terulang,” tegasnya. (erwe)