BK DPRD Medan Tetap Proses Pelanggaran Aulia Rachman

BK DPRD Medan Tetap Proses Pelanggaran Aulia Rachman

17 Mei 2020 0 By admin tabayyun
Spread the love

Medan, Tabayyun.id : Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Medan, Robi Barus, memastikan pihaknya tetap melanjutkan kasus dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua Komisi II, Aulia Rachman.

Kepastian itu disampaikan Robi, Sabtu (16/5/20), kepada wartawan. Dijelaskan politisi PDI Perjuangan itu, BK DPRD Medan akan melanjutkan pemeriksaan kasus itu sehabis Hari Raya Idul Fitri.

“Rapat ditunda sampai dengan habis lebaran. Setelah itu baru dibahas kembali. Hanya masalah teknis karena situasi bulan Ramadan saja. Puasa seminggu lagi, lebaran juga tak ada liburnya,” kata Robi.

Dalam agenda lanjutan nanti, Robi menyebut BK DPRD Medan tak akan memanggil lagi Aulia Rachman. Ia mengatakan masalah yang mendera politisi Gerindra itu hanya administrasi.

“Manggil dia (Aulia) sudah cukup, ini hanya permasalahan administrasi saja. Satu sisi, satu perusahaan pun tak ada yang datang keberatan ke kita. Ada juga pernyataan tak keberatan dari owner PT Sun Kado itu,” sebutnya.

Saat memanggil Aulia beberapa waktu lalu, Robi mengungkapkan, jika yang bersangkutan sudah pernah berkoordinasi dengan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan, Surianto (Butong). 

Namun, Robi tak menjelaskan secara detail apakah koordinasi yang dilakukan antara Aulia dan Butong berkaitan dengan surat tersebut.

“Saat dipanggil, dia ngaku sudah pernah berkoordinasi dengan ketua fraksi waktu di pemeriksaan kita. Bukan serta merta dia berdiri sendiri dia yang salah, harusnya partai orang itu,” ungkapnya.

Ia juga memastikan jika BK DPRD Medan tak akan memanggil Badko HMI Sumut sebagai pihak pelapor.

“Pelapor (HMI) tak kita panggil. HMI itu kan bukan pihak yang dirugikan langsung, tapi wajar saja mereka melaporkan, itu kontrol sosial mereka, wajar saja,” jelasnya.

Namun, Robi memastikan pihaknya akan tetap mengeluarkan rekomendasi terkait dugaan pelanggaran kode etik tersebut. Namun, saat ini pihaknya belum menentukan rekomendasi apa yang bakal keluar.

“Rekomendasi tetap ada, tapi kita lihat clusternya seperti apa. Dia mengakui itu salah karena ketidaktahuan dan kekhilafan dia,” ucapnya. (erwe)

Teks foto: Robi Barus