Dinas Ketapang Medan Harus Mampu Antisipasi Kenaikan Harga Cabe
14 Agustus 2019Tabayyun.id – Medan: Kenaikan harga cabai yang cukup signifikan saat ini, seharusnya diantisipasi sejak dini dengan melakukan berbagai macam program untuk mengajari masyarakat bisa mengembangkan jenis tanaman pangan ini di pekarangan rumah masing-masing.
“Kalau hal ini bisa dilakukan sejak lama, kenaikan harga bahan pangan tidak akan merepotkan ibu rumah tangga (IRT),” ujar Sekretaris Komisi I DPRD Medan, M Nasir, kepada wartawan, Rabu (14/8/2019) usai rapat pembajahan P-APBD 2019 dengan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Medan.
Rapat dipimpin Ketua Komisi I, Sabar Syamsurya Sitepu, serta dihadiri anggota komisi, Proklamasi K Naibaho, Andi Lumban Gaol, Zulkarnaen Yusuf dan lainnya.
Kenaikan harga cabai ini sudah menjadi isu nasional karena harganya yang melambung. Padahal masyarakat Indonesia khususnya di Sumut, sangat menggemari cabai sebagai campuran masakan.
Kondisi ini sebenarnya bisa diantisipasi Dinas Ketapang dengan menggerakkan masyarakat melalui sosialisasi ke masyarakat melalui kelurahan yang ada. Namun berdasarkan hasil rapat P-APBD, baru diketahui ternyata anggaran di dinas ini kurang mendapat dukungan.
“Anggaran tidak berbanding lurus dengan program yang hendak dilaksanakan Dinas Ketapang,” ujar politisi PKS itu.
Anggota dewan yang tak terpilih lagi itu menyebutkan, kalau dilihat dari sisi anggarannya, cuma Rp.19,9 miliar selama setahun. Pada P-APBD 2019 ini, mata anggarannya tidak mendapat kenaikan ataupun pergeseran.
“Padahal kalau dilihat dari kebutuhannya untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Medan, anggaran itu sangat kurang,” ujar Nasir lagi.
Menurutnya, paling tidak, perlu ada penambahan dua kali lipat dari anggaran sekarang, agar dinas tersebut bisa bergerak menjalankan program yang sudah disusunnya.
Disebutkan, Dinas Ketapang sudah mengusulkan ke Bappeda dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Medan, namun tidak mendapat porsi yang pas.
Kalau ada penambahan anggaran, dinas terkait bisa membantu masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membangun infrastruktur bibit dan perawatan tanaman pangan di pekarangan masing-masing.
“Masyarakat bisa menanam tanaman holtikultura seperti cabe, terong dan beberapa jenis sayuran lainnya untuk mencukupi, paling tidak kebutuhan rumahtangga. Bahkan kalau dikelola dengan baik, bisa dijual untuk menambah penghasilan keluarga,” pungkasnya. (Rki)