Prof Ridha : Pilkada 2024 Bukan Sekedar Adu Spanduk

Prof Ridha : Pilkada 2024 Bukan Sekedar Adu Spanduk

23 November 2024 0 By admin tabayyun
Spread the love

MEDAN, TABAYYUN.ID – Debat publik ketiga Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Medan, Pilkada 2024 di Hotel Grand Mercure, Jumat (22/11/2024) menjadi debat pamungkas bagi para Paslon menyampaikan visi misi.

Dalam kesempatan itu, Paslon nomor urut 2, Ridha – Rani pun mendapatkan kesempatan menyampaikan visi misi dalam debat publik ketiga itu.

Calon Walikota Medan nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya mengatakan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bukanlah sekedar perang spanduk. Melainkan, ajang untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan atau fastabiqol khairot.

Inilah kesempatan bagi para Paslon untuk berlomba-lomba menyampaikan program-program yang baik untuk masyarakat Kota Medan.

“Mengingat, nasib warga Kota Medan tidak pernah berganti, selalu bertarung dengan kehidupan. Hidup di Kota Medan seolah dilarang untuk tidak kenal lelah,” tegas Prof Ridha dalam debat publik ketiga itu.

“Wahai pemimpin Kota Medan, warga Kota Medan tak perlu uang untuk memilih jagoanmu. Wargamu bukanlah pengemis,” sambungnya.

Prof Ridha menambahkan, warga Kota Medan membutuhkan pekerjaan, agar ada beras di rumah mereka. Warga Kota Medan juga membutuhkan air bersih, bukan air hujan sisa tampungan semalam.

“Makanya, Pilkada Medan itu bukanlah sekedar adu spanduk. Pilkada adalah fastabiqul khairot,” ujar Prof Ridha.

Atas dasar itu, Prof Ridha bersama Abdul Rani akan melakukan pembangunan seutuhnya untuk warga Kota Medan. Soalnya, masih banyak warga Kota Medan yang hidup dalam kemiskinan.

“Kebaikan untuk siapa?. Untuk pekerja buruh yang upahnya tidak naik-naik. Kenaikan untuk guru yang mencerdaskan bangsa, kebaikan untuk driver online, kebaikan untuk nelayan dan lainnya,” paparnya.

Prof Ridha tak memungkiri bahwa kemiskinan di Kota Medan semakin merajalela. Prof Ridha pun menilai tidak terjadi pemberdayaan yang baik di tengah-tengah masyarakat.

“Secara nasional, angka kemiskinan terbesar adalah profesi nelayan. Di Belawan, ada banyak nelayan kita. Bagaimana kita bisa bantu mereka berdaya. Hari ini, kita harus menuntaskan kemiskinan itu,” tegasnya. (Dik)