
Kuantitas Wartawan Harus Diikuti Dengan Kualitas
28 Juli 2022MEDAN, TABAYYUN.ID- Menjamurnya jumlah pekerja media di Sumatera Utara (Sumut) harus diikuti dengan kualitas. Sebab, kuantitas tanpa kualitas sama saja tidak berarti.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Drs M Syahrir M.I Kom yang memaparkan tentang “Kompetensi Menuju Profesionalisme Wartawan” saat diskusi panel di acara penerimaan anggota PWI Sumut di Le Polonia Hotel, Jalan Sudirman, Kota Medan, Kamis (28/7/2022).
“Ibarat jamur tumbuh di musim hujan, pers tumbuh dan berkembang. Sekarang, media online hanya dalam sebuah genggaman. Tapi, jangan anda memanfaatkan kemajuan teknologi, dengan melakukan copy paste dan anda mengklaim diri anda sebagai wartawan,” papar Syahrir.
“Atas dasar itulah, untuk menciptakan wartawan yang berkualitas, Syahrir menambahkan PWI Sumut menggelar seleksi anggota PWI. Seleksi tersebut dilakukan melalui tes di bidang tulisan dan tes wawasan di bidang pers, Pedoman Penulisan Ramah Anak (PPRA), Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Undang- undang Dasar 1945 dan pengetahuan tentang Pancasila.
“Karena, modal dasar menjadi anggota PWI itu adalah “to write” atau menulis. Sebab, wartawan belum tentu anggota PWI tapi anggota PWI sudah pasti wartawan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PWI Sumut, H Farianda Putra Sinik SE mengatakan untuk dapat bersaing di era digital, wartawan harus mampu berinovasi dan kreatif. Sebab, saat ini, tidak hanya kecepatan dan akurasi saja yang dibutuhkan, tapi juga kreatifitas untuk menghasilkan berita yang tidak hanya layak dibaca, tapi juga disukai pembaca.
“Beberapa langkah yang harus diperhatikan menghadapi tantangan saat ini adalah selain inovatif dan kreatif tapi juga harus merubah konten dan tampilan. Yang tidak kalah pentingnya adalah bekerjasama dengan Pemda untuk mendapatkan income,” jelas Farianda.
Sekretaris SPS Sumut dan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sumut, Rianto Ahgly, SH menjelaskan di era digital ini, berbagai media muncul. Bukan hanya media online tapi juga media sosial yang rentan dengan informasi hoaks. Celakanya, banyak wartawan yang mengakomodirnya tanpa cek dan ricek.
Padahal, seorang wartawan dalam menjalakan tugasnya tidak terlepas dari unsur komunikasi yang baik. Sebab, wartawan menjadi ujung tombak dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan seusi dengan KEJ.
“Inilah pentingnya kita hadir disini untuk menjadi wartawan handal. Harus ada ketentuan yang kita ikuti. Saya yakin wartawan yang hadir disini, sudah menjalani tugasnya sehari- hari sesuai dengan mematuhi Kode Etik Jurnalistik atau KEJ,” paparnya. (dicky irawan)