
Dedy Aksyari: Renstra Diharapkan Muncul Dari Kelurahan Dalam Rencana Pembangunan Kota
16 Januari 2022Medan, Tabayyun.id: Rencana pembangunan Kota Medan diharapkan dapat muncul dari rencana strategis (renstra) mulai dari tingkat Kelurahan dan Lingkungan. Untuk itu, setiap Kelurahan di Kota Medan seyogiyanya wajib memiliki renstra yang matang agar pembangunan yang dilakukan dapat lebih terukur, efisien dan tepat sasaran.
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution (foto), saat menggelar sosialisasi Perda (Peraturan Daerah) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2021- 2026 di Jalan Sumber Bangun, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (15/1/2022).
Oleh karenanya, kata Dedy, setiap Kepala Lingkungan (Kepling) juga dituntut untuk memahami apa saja pembangunan yang dibutuhkan di lingkungannya untuk dibawa dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tingkat Kelurahan.
“Saya meminta, masing- masing kelurahan harus memiliki renstra yang matang. Kalau masing-masing kelurahan punya renstra yang matang, sudah pasti pembangunan di kelurahan itu akan maksimal,” ucap Dedy dihadapan pihak Kelurahan Harjosari II, pihak Kecamatan Medan Amplas, dan ratusan masyarakat yang hadir.
Dikatakan anggota DPRD yang duduk di Komisi IV itu, setiap Kelurahan hingga Kepling harus bekerja sesuai visi misi Wali Kota Medan Bobby Nasution, yakni mempercepat rencana pembangunan di Kota Medan.
Salah satu caranya, setiap Kelurahan harus mampu menyerap Dana Kelurahan sebesar Rp1,6 miliar secara maksimal agar tidak menjadi Silpa. Namun tak hanya terserap maksimal, Dana Kelurahan juga harus dapat dipastikan penggunaannya untuk pembangunan yang memang sangat dibutuhkan di kelurahan tersebut.
“Memang kemarin itu ada kendalanya, yaitu karena waktu pengesahan anggaran dan waktu pengerjaannya itu sangat singkat. Tapi kalau rencananya sudah matang, waktu yang singkat itu pasti bisa dimanfaatkan untuk pembangunan yang maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Harjosari II, Siska, mengapresiasi kehadiran Dedy Aksyari di kelurahan tersebut. Ia berharap, setiap warga yang hadir dalam kegiatan itu dapat menyampaikan aspirasinya kepada Dedy Aksyari.
“Terimakasih saya ucapkan kepada Pak Dedy Aksyari. Untuk masyarakat, silakan menyampaikan aspirasiya kepada anggota dewan kita ini agar nantinya dapat ditindaklanjuti,” katanya.
Pantauan wartawan, kesempatan itu pun tak disia-siakan masyarakat. Sejumlah masyarakat pun menyampaikan keluhannya kepada Dedy Aksyari. Seperti halnya yang disampaikan Muhammad Hafiz Situmorang. Selaku Kepling 2 Harjosari II, Hafiz mengaku lingkungannya sangat mengkhawatirkan tentang sempitmya lahan Tampat Pemakaman Umum (TPU) di wilayahnya.
“Disini TPU-nya sudah tidak layak lagi, paling beberapa tahun ke depan sudah penuh. Kami bingung mau kemana kalau ada warga yang kemalangan. Ada memang lahan, tapi statusnya tanah garapan. Tapi bagaimana nanti pertanggungjawabkan kami kalau nanti diambil lagi tanah itu oleh pemerintah. Kalau beli lahan yang bukan garapan, kami fikir terlalu mahal,” keluhnya.
Sementara itu, Kepling 13 Royman Sinulingga, mengeluhkan tentang sering tidak adanya ambulance atau armada pengangkut jenazah beserta SDM.
“Dari lingkungan kami menuju ke TPU itu jauh pak, mobil ambulance untuk jenazah tak ada. Tiba nanti ada yang ngasih ambulance untuk dipakai, yang bawa ambulancenya yang nggak ada. Mohon solusinya pak,” pintanya.
Sedangkan salah seorang warga Harjosari II, Abdul, mengeluhkan tentang tidak adanya regenerasi bilal mayit di wilayahnya. Apalagi saat ini, rata-rata yang bilal mayit di lingkungannya telah berusia lanjut.
“Kalau tak ada regenerasi, kita tak tahu bagaimana nasib jenazah di Harjosari II ini 10 tahun lagi. Yang muda-muda belum ada yang mau jadi bilal mayit, padahal ini harus dipersiapkan,” tandasnya.
Menanggapi berbagai keluhan itu, Dedy Aksyari mengakui keluhan-keluhan itu bukan hanya terjadi di Kelurahan Harjosari II dan tidak hanya terjadi di Kecamatan Medan Amplas, namun hampir terjadi di seluruh Kecamatan di Kota Medan.
Masalah lahan TPU selalu jadi masalah yang krusial, bahkan sudah banyak kuburan timpa menimpa, masalah ini hampir merata di seluruh Kecamatan. Ada rencana juga sama Pak Gubsu mau buat TPU di Medan Denai, ini akan lihat progresnya,” jawabnya.
Sementara untuk masalah armada pengangkut jenazah, Dedy mengaku akan memberikan bantuan berupa mobil ambulance setiap kali masyarakat Harjosari II membutuhkannya.
“Untuk masalah bilal mayit, ini sudah berkali-kali kita dorong agar ada regenerasi. Salah satu caranya, kita sering membuat pelatihan untuk bilal mayit. Tak cuma itu, saat ini Pemko Medan juga sudah memberikan insentif untuk para bilal mayit di Kota Medan. Tapi ada batasan umur, supaya para bilal mayit ini tidak lagi didominasi oleh warga-warga yang sudah lansia,” pungkasnya. (erwe)