Warga Mengeluh, Rekrutmen Tenaga Kerja Oleh PT. HMI Tidak Jelas

Warga Mengeluh, Rekrutmen Tenaga Kerja Oleh PT. HMI Tidak Jelas

14 November 2020 0 By admin tabayyun
Spread the love

Medan, Tabayyun.id : Perekrutan tenaga kerja oleh PT. Harapan Mandala Indah dinilai para calon tenaga kerja yang mengikuti perekrutan tersebut tidak jelas. Meski sudah melalui ujian dan wawancara yang dimulai sejak Agustus lalu, hingga saat ini belum ada seorangpun yang dipanggil untuk bekerja. 

“Jangankan kerja, tanda tangan kontrak aja belum,” kata Isyah, salah seorang calon tenaga kerja, kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).

Wanita berhijab itu mengatakan pihak PT HMI tidak bisa menjelaskan kapan mereka mulai bekerja dan di perusahaan (pabrik) mana mereka akan dipekerjakan. 

Dia juga menjelaskan ketika melamar di PT HMI, membayar Rp. 100 ribu sebagai uang pendaftaran. 

Dari informasi yang diterima, ada sekitar 1.500 orang yang melamar pekerjaan di perusahaan penyalur tenaga kerja yang berkantor di Jalan Pancasila, Medan Area, itu. Jika dihitung-hitung PT. HMI berhasil mengumpulkan dana dari para pencari kerja itu sebesar Rp. 150 juta. 

Menanggapi hal itu anggota Komisi II DPRD Medan, Johannes Hutagalung (foto), menyatakan keheranannya. Masa perekrutan untuk karyawan pabrik saja harus menunggu lebih dari 3 bulan.  

“Ini aneh, hanya untuk bekerja di pabrik saja hingga 3 bulan lebih tak selesai-selesai,” ujjar Johannes kepada wartawan, kemarin, di ruang kerjanya. 

Pihaknya minta dinas terkait untuk mengevaluasi ijin PT HMI atau perusahaan sejenis yang melakukan praktek perekrutan tenaga kerja yang mencurigakan. 

Selain itu, Johannes menyarankan kepada para pencari kerja untuk mengadukan nasib mereka ke DPRD  Medan secara resmi. 

“Buat pengaduan agar kita panggil manajemen perusahaan itu untuk kita dengar keterangannya, kenapa sampai begitu lama tidak mempekerjakan mereka,” ujarnya. 

Politisi PDIP itu merasa kasihan terhadap para pencari kerja yang harus mengeluarkan dana Rp. 100 ribu untuk biaya pendaftaran.  Di masa pandemi ini, dimana pendapatan warga menurun, uang segitu sudah cukup banyak. Mereka mengharapkan pekerjaan tapi kenyataannya malah mengalami kerugian. 

“Kalau sudah sampai 3 bulan lamanya dan belum ada satu pun yang dipekerjaan, bisa aja masyarakat curiga dan menduga hal itu adalah penipuan berkedok penerimaan tenaga kerja,” ujarnya. 

Dia juga menekankan kepada manajemen PT HMI jika memang pekerjaan yang dijanjikan tidak ada untuk mengembalikan uang para pencari kerja itu.

“Jika pekerjaan memang tidak ada, kembalikan saja uang mereka. Jika tidak, berarti perusahaan itu sudah melakukan penipuan,” pungkasnya. 

Sementara itu, Manajer Operasional PT HMI, Zulamri, saat dikonfirmasi wartawan melalui telpon selular, mengatakan penerimaan tenaga kerja oleh pihaknya masih tertunda karena masih persiapan peralatan mesin di pabrik dan tenaga kerja yang direkrut masih kurang. 

Ketika ditanya sampai kapan penundaan dan di pabrik mana mereka akan dipekerjakan, Zulamri tidak dapat menjawab. 

“Kami mendapat ‘job’ untuk merekrut tenaga kerja dari perusahaan AFL Corporation, mereka hanya bilang ada penundaan,” kata Zul sembari menyarankan wartawan menghubungi pihak AFL Corporation. 

Ditambahkannya, PT HMI juga saat ini kewalahan karena selalu ditanyai oleh pelamar kapan mulai bekerja, karena pihak AFL tidak bisa menentukan. 

Sementara itu Iman dari AFL Corporation, beralasan keterlambatan mempekerjakan para pencari kerja itu disebabkan karena pihaknya juga tengah melakukan pengambilalihan (take over) manajemen pabrik tempat para pencari kerja itu akan ditempatkan. 

Ketika ditanyakan kenapa hal itu tidak disosialisasikan ke para pencari kerja, Iman tetap berkilah untuk menanyakan ke pihak PT. HMI. (erwe)