Pengelola Kolam Deli Diminta Siasasi Gali PAD Di Tengah Pandemi Covid-19

Pengelola Kolam Deli Diminta Siasasi Gali PAD Di Tengah Pandemi Covid-19

20 Oktober 2020 0 By admin tabayyun
Spread the love

Medan, Tabayyun.id :Anggota Komisi III DPRD Medan, Hj. Netty Juniaty Siregar (foto), meminta Pemko Medan dalam hal ini PD Pembangunan Kota Medan untuk tidak kaku dan mengatur strategi yang cerdas dalam pemerapan protokoler kesehatan Covid-19 agar kolam utama di Kolam Renang Deli dapat dibuka kembali. 

“Secara teknis, seharusnya PD Pembangunan dapat berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Kota Medan,” ujar politisi perempuan Partai Gerindra itu kepada wartawan, Senin (19/20/20).

Sebab faktanya, imbuh Netty, Perwal No. 27 tahun 2020 tentang penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan itu dibuat agar roda perekonomian bisa kembali berjalan, tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Bagaimana caranya agar Kolam Renang Deli bisa menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) di tengah pandemi? Ya seharusnya PD Pembangunan bisa berkoordinasi dengan Gugus Tugas. Harusnya koordinasi itu tidak sulit, mengingat Kolam Renang Deli juga merupakan milik Pemko Medan yang dikelola PD Pembangunan,” tegas Netty.

Dijelaskan Netty, PD Pembangunan tidak perlu kaku ataupun ragu bila telah berkoordinasi secara teknis dengan pihak gugus tugas dan telah menjalankan hasil koordinasi tersebut.

Sebab logikanya, bila areal kolam renang bisa menampung pengunjung 400 orang saat kolam renang anak dibuka waktu weekend, tetapi justru sepi pengunjung di hari biasa, maka seharusnya kolam renang utama dapat dibuka di hari biasa agar jumlah pengunjung tetap sama atau mendekati jumlah pengunjung seperti saat weekend.

“Dengan demikian, jumlah pengunjung bisa terdongkrak dan membuat kolam tidak terlalu sepi di hari biasa. Di sisi lain jumlah pengunjung juga tetap tidak membludak, tetap maksimal 400 pengunjung perhari, tetapi jumlahnya stabil dari hari ke hari. Ini kan soal strategi dan koordinasi,” katanya.

Untuk itu, lanjut Netty, Komisi III DPRD Medan mengimbau kepada PD Pembangunan agar segera berkoordinasi dengan gugus tugas soal teknis dibukanya kembali kolam utama.

“Sebab hanya beroperasinya kolam anak dan hanya ramai pengunjung di saat weekend tidak akan menghasilkan PAD yang maksimal bagi Kota Medan,” pungkasnya.

Diketahui, hingga saat ini PD Pembangunan Kota Medan masih belum membuka dan mengoperasikan seluruh kolam yang aad di Kolam Renang Deli milik Pemko Medan tersebut. Kolam renang yang telah dibuka kembali sejak 5 September 2020 setelah lebih dari 6 bulan tidak beroperasi akibat pandemi Covid-19 itu, memilih untuk belum membuka kolam renang untuk pengunjung dewasa.

“Sampai saat ini belum kita buka secara penuh, masih kita buka sebagian. Yang sudah kita buka masih kolam renang untuk anak-anak dan remaja saja, kolam renang untuk dewasa belum,” ucap Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama Alkhairi kepada wartawan, Senin (19/10).

Sebab, kata Putrama, PD Pembangunan merasa kesulitan untuk menjaga dan menerapkan protokol kesehatan bila kolam renang dewasa jiga ikut dioperasikan. 

Sebab dibukanya kolam renang untuk pengunjung dewasa akan membuat membludaknya jumlah pengunjung ke kolam renang yang berada di Jalan Sutomo No.4, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur, tersebut.

Akibatnya, hal itu akan berpotensi dalam melanggar protokol kesehatan, salah satunya soal jaga jarak yang diatur dalam Perwal No.27/2020 tentang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan.

“Kalau dibuka terutama di hari Minggu atau hari-hari libur, sulit bagi kita menjaga protokol kesehatan. Jadi kita juga belum berani membuka secara penuh. Itu bisa kita lihat di hari Minggu atau hari libur, banyak pengunjung dewasa yang datang tapi banyak yang pulang karena kolam utama belum kita buka,” jelasnya.

Sebab dengan dibukanya kolam renang untuk anak-anak dan remaja saja, saat hari Sabtu/Minggu (weekend) atau hari libur tiba, jumlah pengunjung dapat mencapai 300 sampai 400 orang per harinya.

“Jumlah itu sudah cukup banyak, mengingat kita harus menetapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak pengunjung satu sama lain,” tuturnya.

Ditanya terkait apakah kolam renang anak-anak dan remaja mampu menampung kapasitas pengunjung hingga 400 orang, Putrama menyebutkan tidak semua pengunjung yang datang adalah pengunjung yang menggunakan fasilitas kolam renang tersebut.

“Karena yang berenang itu banyak anak-anak, maka mereka datang bersama orangtuanya. Orangtuanya datang kan tidak ikut berenang, karena kolam utama belum sibuk. Semua tetap harus membayar tiket masuk agar bisa menemani atau memantau anaknya yang sedang berenang. Lalu yang datang kan juga bertahap, ada yang pagi, siang maupun sore,” terangnya. (erwe)