
Rizky Lubis Minta Dispar Buat Program Dongkrak Wisatawan Ke Kota Medan
10 Februari 2020Tabayyun.id – Medan: Khawatir Kota Medan tidak dikunjungi wisatawan, Komisi III DPRD Medan meminta agar Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Medan membuat program dengan inovasi baru sehingga ada icon pariwisata yang dapat “dijual” ke wisatawan asing dan domestik.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi III DPRD Medan, M Afri Rizki Lubis, saat memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan Dispar Medan, Senin (10/2/20) di ruang rapqt Komisi III.
Hadir dalam RDP itu sejumlah anggota Komisi III lainnya, Irwansyah, Hendri Duin, Rudiawan Sitorus dan Suciati, serta Kepala Dispar Medan Agus Suryono.
Dikatakan Rizki, banyak program kegiatan yang dibuat Dispar Kota Medan yang terlalu monoton dan tidak inovatif. Bahkan dijalankan seolah hanya memenuhi agenda saja, tapi tidak membuat wisata Kota Medan semakin berkembang.
“Seharusnya bagaimana dengan even yang dibuat membuat ketertarikan wisatawan domestik dan asing untuk datang ke Kota Medan,” ujar Ketua Fraksi Partai Golkar itu.
Tidak seperti selama ini setiap even, lanjut Rizki, jangankan wisatawan, warga Kota Medan saja enggan meramaikannya kecuali hanya dihadiri para camat, lurah dan kepala lingkungan se-Kota Medan yang disuruh wajib hadir membawa saudara-saudaranya.
Menurutnya, dari anggaran belanja langsung Dinas Pariwisata yang sampai Rp 30 miliar, hanya mampu membuat even yang kurang layak dan inovatif.
“Evennya jangan itu-itu saja. Promosi setiap even pun tidak memadai. Bagaimana mau mempromosikan Kota Medan, penyelanggara even pun selalu tidak pernah berganti seolah sudah ada kontrak kerja bahwa semua even mereka yang laksanakan dan berapa lagi keuntungan dari dinas setiap even yang dilakukan,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan anggota Komisi III, Hendri Duin, yang menanyakan tidak ada nilai jual wisata Kota Medan untuk menarik wisatawan. Menurut dia, harus ditetapkan dimana letak alun-alun Kota Medan, dan apa ciri khas Kota Medan.
“Seperti becak Medan yang selama ini sudah menjadi ikon, namun sampai sekarang becak yang menjadi kebanggaan Kota Medan tersebut sudah tidak ada lagi”, terangnya.
Anggota Komisi III lainnya, Irwansyah, juga menyatatakan hingga saat ini Kota Medan tidak memliki ikon yang dijadikan jargon untuk menarik wisatawan datang.
“Kita khawatirkan wisatawan tidak ada yang mau singgah lagi ke Medan. Dari Bandara Kualanamu mereka langsung ke Danau Toba. Jadi tidak perlu ke Kota Medan. Kalau hotel pun sudah banyak di kawasan Kualanamu,” ungkapnya.
Dinas Pariwisata, katanya, seharusnya bisa menjadi penyokong Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan mengajak seluruh pihak bekerjasama, seperti hotel dan para Usaha Kecil Menengah (UKM). Karena, banyak provinsi lain berkembang dari hasil pariwisatanya.
“Kita sudah jauh tertinggal dibanding daerah lain, harusnya ada upaya mengejar seperti naik tangga. Ini tidak, Dinas Koperasi kita lihat jalan di tempat,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suryono, mengatakan pihaknya saat ini tengah berusaha menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Medan.
“Kami telah melaksanakan even-even yang berbasis budaya seperti Colorful Medan dan melakukan promosi wisata di Lapangan Merdeka, Taman Teladan dan Lapangan Gajah Mada. Dan juga menjadikan kota tua Kesawan sebagai salah satu program kami,” jelasnya.
Selanjutnya untuk pihak hotel-hotel yang melalui aplikasi, lanjut Agus, pihaknya telah memberikan pengarahan dan bimbingan agar hotel-hotel tersebut bekerjasama dalam mengembangkan pariwisata Kota Medan.
“Kita juga melakukan pengembangan pariwisata di Medan Utara. Seperti Manggrove dan Danau Siombak. Meski terkendala dikarenakan hutan Manggrove yang ada di Sicanang masih dalam masalah kepemilikan,” tuturnya. (erwe)
Teks foto: Ketua Komisi III DPRD Medan, M. Afri Rizky Lubis, saat memimpin RDP dengan Dispar Pariwisata Medan, Senin (10/2/202). (Ist)