Proyek Drainase Jangan Asal Jadi

2 Desember 2019 0 By admin tabayyun
Spread the love

Tabayyun.id – Medan : Anggota DPRD Medan {foto), Dedy Aksyari Nasution, mengingatkan Pemko Medam, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU), agar benar-benar mengawasi pengerjaan proyek perbaikan drainase (parit) di sejumlah titik di Kota Medan.

Sebab, dampak pengerjaan proyek tersebut telah menimbulkan ketidaknyamanan di tengah masyarakat, seperti proyek drainase di Jalan Sakti Lubis Gang Perdamaian, Kelurahan Sitirejo, Kecamatan Medan Amplas.

“Memang setiap proyek itu berdampak kepada masyarakat. Tapi maunya pemborong juga memperhatikan kenyamanan masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari yang bahkan jadi terganggu,” ujar Dedy kepada wartawan, Minggu (1/12/2019).

Sebab, lanjut politisi PartaiGerindra itu, pengerjaan proyek drainase dilaksanakan sekarang di saat musim penghujan. Alhasil lumpur dan pasir korekan parit tersebut membuat becek dan kumuh gang-gang di lokasi proyek drainase.

“Ditambah lagi tumpukan-tumpukan lumpur atau pasir korekan parit yang diletak begitu saja di pinggir jalan atau gang. Belum lagi akses warga ke rumah yang terganggu akibat galian parit tersebut,” ungkap Dedy.

Untuk itu dia sangat memaklumi jika ada warga yang merasa terganggu dengan proyek drainase tersebut, apalagi sampai warga menolak.

“Untuk itu kita minta Dinas PU benar-benar pengawasi proyek drainase ini, supaya tidak dikerjakan asal jadi,” tegas Dedy.

Diberitakan sebelumnya, proyek pengerjaan drainase di Jalan Sakti Lubis Gang Perdamaian diduga dikerjakan tidak sesuai bestek (perencanaan).

Indikasi ini terlihat dari proyek yang biayanya mengunakan anggaran APBD Kota Medan tahun 2019 dikerjakan asal jadi. Selain itu tidak ada terpasang plang proyek.

Bahkan proyek yang dikerjakan CV. SJ ini sangat menganggu aktifitas warga. Dan tentunya kondisi ini sangat merugikan warga yang tinggal di lokasi proyek karena kondisi jalan tidak dapat dilewati.

Pantuan wartawan, para pekerja bekerja seadanya tanpa ada pengawasan dari pimpinan proyek. Bahkan pengecoran dilakukan di saat turun hujan sehingga proyek itu dipertanyakan kualitasnya.

Seorang warga yang namanya tak mau disebutkan mengaku sangat risih adanya pengerjaan proyek drainase di daerahnya karena suara yang ditimbulkan dari pengerjaan proyek sangat menganggu ketenangan warga yang sedang beristirahat.

“Kami merasa heran kenapa pembuatan parit harus membelah badan gang, sehingga warga kesulitan melintas. Bahkan kalau hujan turun, jalan yang dilewati menjadi becek. Kalau hari panas, jalan banyak debu,” ungkap warga tersebut. (erwe)